Selasa, 17 Januari 2017

Efisiensi Biaya Dokumentasi Perawat

Efisiensi Biaya Dokumentasi Perawat

dr Herman

Pernahkan kita menghitung, berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit untuk anggaran belanja kertas dokumentasi asuhan keperawatan? Bila belum pernah menghitung, ada baiknya kita simak apa yang disampaikan oleh dr H Suherman, MKM, National Coordinator HPH Indonesia dan ketua ARSADA Jawa Barat sekaligus Direktur RSUD R Syamsudin, SH Sukabumi dalam Seminar Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA)  Jawa Barat, dengan thema “ Nursing And Midwifery Decition Making Based On Nursing Intervention Clasification) And NOC (Nursing Outcome Clasification)“,Kata Beliau, butuh anggaran satu milyar per tahun hanya untuk dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD Syamsudin, SH Sukabumi.
Waooow……… fantastis. Satu milyar tentu bukan angka yang sedikit. Dan itu terpaksa atau tidak terpaksa harus dikeluarkan oleh rumah sakit untuk membeli kertas, agar kebutuhan profesi perawat terpenuhi, kewajiban bisa dilaksanakan, akontabilitas perawat bisa dibuktikan. Tapi kebanyakan kita bahkan manajemen rumah sakit tidak menyadari kondisi ini. Setiap tahun uang sebanyak itu harus dikeluarkan.
Mengapa tidak beralih ke teknologi informasi agar biaya itu bisa dihilangkan oleh rumah sakit?
Padahal untuk membuat Sistem Informasi Manajemen Keperawatan sekaligus beserta hardwarenya dengan satu server 50 clien beserta network systemnya, tidak mencapai 1 milyar. Tapi sekali lagi kebanyakan kita bahkan manajemen rumah sakit masih banyak yang belum berfikir untuk mendorong perawat menggunakan teknologi informasi.
Ketika komunitas perawat di rumah sakit mengajukan anggaran sebesar itu untuk membangun SIM Keperawatan, maka lebih banyak ditolaknya daripada diterimanya. Dengan hitung-hitungan matematika yang disampaikan oleh dr Suherman MKM di atas, mudah-mudahan akan merubah paradigma manajemen rumah sakit (direktur) untuk mendorong perawat melakukan alih teknologi lebih cepat lagi.
Kabar baik untuk kita yang sudah menginginkan hadirnya SI Keperawatan di rumah sakit. Bekerja sama dengan penyedia jasa pembuat software, akhirnya lahir Sistem Informasi Keperawatan edisi 2014 yang merupakan refisi ke-4 dari edisi sebelumnya dengan berbasis WEB.
Bidang Perawatan atau Komite Perawatan bisa mengajukan anggaran kepada manajemen rumah sakit untuk pengadaan software Sistem Informasi Keperawatan beserta hardware dan jaringannya melalui proses pengadaan.
Bahkan bagi rumah sakit yang telah memiliki SIM Rumah Sakit, SI Keperawatan bisa diintegrasikan (Bridging) dengan SIMRS yang sudah ada. Dengan begitu, anggaran pengadaan SI Keperawatan bisa menjadi lebih kecil, karena tidak memerlukan pengadaan hardware lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar