Rabu, 18 Januari 2017

INFEKSI NOSOKOMIAL

 


Image result for gambar infeksi nosokomial 
 PENGERTIAN

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi saat dirawat di Rumah Sakit. Jelasnya pada saat masuk Rumah Sakit, pasien tersebut belum mengalami infeksi atau tidak dalam masa inkubasi kuman tertentu. Infeksi terjadi 3 x 24 jam setelah dirawat di RS atau infeksi pada lokasi yang sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme berbeda dengan mikroorganisme saat masuk, selain itu infeksi ini juga dapat disebabkan atau di bawa oleh tenaga medis rumah sakit yang kurang memperhatikan kebersihan diri maupun kebersihan dalam tindakan medis.
KRITERIA INFEKSI NOSOKOMIAL, Menurut (Depkes RI, 2003), yaitu:
a)      Waktu mulai dirawat tidak didapat tanda-tanda klinik infeksi dan tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut.
b)      Infeksi terjadi sekurang-kurangnya 3x24 jam (72 jam) sejak pasien mulai dirawat.
c)      Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan yang lebih lama dari waktu inkubasi infeksi tersebut.
d)     Infeksi terjadi pada neonatus yang diperoleh dari ibunya pada saat persalinan atau selama dirawat di rumah sakit.
e)      Bila dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.
PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL
Penularan kuman penyebab infeksi nosokomial dapat terjadi melalui:
1)      Infeksi sendiri (self infection) yaitu: infeksi nosokomial berasal dari penderita sendiri (flora endogen) yang berpindah ke tempat atau bagian tubuh lain, seperti kuman Escherichia coli dan staphylococcus aureus, kuman tersebut dapat berpindah melalui benda yang dipakai, seperti linen atau gesekan tangan sendiri.
2)      Infeksi silang (cross infection) yaitu: infeksi nosokomial terjadi akibat penularan dari penderita atau orang lain di rumah sakit.
3)      Infeksi lingkungan (environmental infection) yaitu infeksi yang disebabkan kuman yang didapat dari bahan atau benda di lingkungan rumah sakit.
JENIS-JENIS INFEKSI NOSOKOMIAL
a)      Bakteriemia
Bakteriemia adalah keadaan pasien dengan menunjukkan demam tinggi setelah 3x24 jam dirawat di rumah sakit dengan suhu mencapai 38,5oC. Dikatakan bakteriemia nosokomial apabila terjadi tindakan invasif di rumah sakit seperti pemasangan infus, lumbal fungsi dan kateterisasi.
b)      Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih terjadi setelah dilakukan tindakan keteterisasi buli-buli dan tindakan invasif pada system reproduksi.
c)      Infeksi luka operasi
Infeksi luka operasi dikatakan infeks nosokomial bila keadaan pra bedah dan selama pembedahan terjadi infeksi pada luka operasi.
d)     Infeksi hepatitis akut
Timbul setelah 2  minggu dirawat inap atau atau 6 bulan setelah keluar dari rumah sakit. Dengan tanda-tanda klinik yang khas yaitu kenaikan SGOT, SGPT dan billirubi.
e)      Infeksi saluran cerna
Infeksi saluran cerna yang terjadi diruang rawat inap dengan tanda dan gejala seperti mencret dengan atau tanpa muntah, nyeri perut, dan disertai demam.
f)       Infeksi saluran napas bagian bawah
Infeksi ini terjadi setelah 3x24 jam sejak mulai dirawat gejala demam 38,8oC, lekositosis, batuk dengan dahak dan ditemukan ronki basah.
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Terdapat beberapa prosedur dan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Tindakan ini merupakan seperangkat tindakan yang didesain untuk membantu meminimalkan resiko terpapar material infeksius seperti darah dan cairan tubuh lain dari pasien kepada tenaga kesehatan atau sebaliknya. Menurut Zarkasih, pencegahan infeksi didasarkan pada asumsi bahwa seluruh komponen darah dan cairan tubuh mempunyai potensi menimbulkan infeksi baik dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya. Kunci pencegahan infeksi pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah mengikuti prinsip pemeliharaan hygene yang baik, kebersihan dan kesterilan dengan lima standar penerapan yaitu:
  1. Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang. Mencuci tangan merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah infeksi nosokomial, efektif mengurangi perpindahan mikroorganisme karena bersentuhan
  2. Menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh lain. Alat pelindung diri meliputi; pakaian khusus (apron), masker, sarung tangan, topi, pelindung mata dan hidung yang digunakan di rumah sakit dan bertujuan untuk mencegah penularan berbagai jenis mikroorganisme dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya, misalnya melaui sel darah, cairan tubuh, terhirup, tertelan dan lain-lain.
  3. Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari resiko penularan penyakit melalui benda-benda tajam yang tercemar oleh produk darah pasien. Terakit dengan hal ini, tempat sampah khusus untuk alat tajam harus disediakan agar tidak menimbulkan injuri pada tenaga kesehatan maupun pasien.
  4. Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi instrumen dengan prinsip yang benar. Tindakan ini merupakan tiga proses untuk mengurangi resiko tranmisi infeksi dari instrumen dan alat lain pada klien dan tenaga kesehatan
  5. Menjaga sanitasi lingkungan secara benar. Sebagaiman diketahui aktivitas pelayanan kesehatan akan menghasilkan sampah rumah tangga, sampah medis dan sampah berbahaya, yang memerlukan manajemen yang baik untuk menjaga keamanan tenaga rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat.
PENANGGULANGAN INFEKSI NASOKOMIAL
Prosedur Pelaksanaan Penanggulangan Infeksi Nosokomial Secara Umum
A.    Cuci Tangan
Tehnik mencuci tangan yang baik merupakan satu-satunya cara yang paling penting untuk mengurangi penyebaran infeksi.Dengan cara menggosok tangan dengan sabun atau deterjen dan air kuat kuat selama 15 detik dan dibilas baik baik sebelum dan sesudah memeriksa penderita,sudah cukup .Namun bila selama merawat penderita,tangan terkena darah,sekresi luka,bahan bernanah,atau bahan yang lain yang di curigai maka harus di cuci selama 2 sampai 3 menit dengan menggunakan bahan  cuci antiseptic.
B.     Asepsis
Asepsis adalah penghinderaan atau pencegahan penularan dengan cara meniadakan mikroorganisme yang secara potensial berbahaya.Tujuan asepsis ialah mencegah atau membatasi infeksi.di rumah sakit digunakan 2 konsep asepsis yaitu asepsis medis dan bedah.Asepsis Medis meliputi segala praktek yang di gunakan untuk menjaga agar para petugas medis,penderita dan lingkungan terhindar dari penyebab infeksi,seperti cuci tangan,sanitasi dn kebersihan lingkungan rumah sakit itu hanyalah beberapa contok asepsis medis.Asepsis Bedah meliputi cara kerja yang mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka dan jaringan penderita.Maka dari itu dalam asepsis bedah semua alat kesehatan harus berprinsip steril,lingkungan harus bersanitasi,dan juga flora mikroba di udara harus di saring lewat filter berefisiensi tinggi.
C.    Disinfeksi dan Sterilisasi di Rumah Sakit
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyediaan yaitu tempat kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta di sterilkan.Hasil proses ini di monitor oleh laboratorium.mikrobiologi secara teratur.Kecenderungan rumah sakit untuk menggunakan alat alat serta bahan yang di jual dalam  keadaan steril dan sekali pakai.karena dapat mempersingkat waktu tanpa harus mensterilkan alat,tetapi juga dapat mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.  
D.    Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit
Tujuan sanitasi lingkungan adalah membunuh atau menyingkirkan pencemaran atau mikroba dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran,dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan lantai.
E.     Pengawasan Infeksi
Ialah pengamatan dan pengawasan serta pencatatan secara sistematik terjadinya penyakit menular,ini merupakan dasar bagi usaha pengendalian aktif.Identisifikasi dan evaluasi masalah-masalah infeksi nosokomial dan pengembangan serta penilaian pengendalian efektif hanya dapat dicapai denagn adanya pengawasan teratur terhadap infeksi-infeksi semacam itu pada penderita.
F.     Pengawasan Penderita atau Pasien
Pengawasan infeksi penderita di mulai ketika masuk rumah sakit dengan menyertakan kartu data infeksi di dalam catatan medis penderita.Data yang di kumpulkan setiap hari mengenai biakan dari laboratorium mikrobiologi serta dari hasil inspeksi laboratoris dan klinis di catat pada setiap kartu data infeksi setiap penderita.
G.    Pengawasan Pekerja Rumah Sakit
Pemeriksaan fisik harus merupakan persyaratan bagi  semua petugas rumah sakit,dan catatan imunisasi harus diperiksa.Bila tidak tercatat,maka imunisasi terhadap penyakit polio,tetanus,difteri,dan campak harus di isyaratkan.Petugas yang menunjukkan hasil positif pada uji tuberculin harus diperiksa dengan sinar x di bagian dada untuk menentukan kemungkinan adanya tuberculosis aktif.
H.    Pengawasan Lingkungan Rumah Sakit
Bila perawat pengendalian infeksi menemukan satu atau lebih kasus infeksi baru,maka mungkin diperlukan banyak biakan dari penderita,petugas dan lingkungan untuk menemukan sumber patogen dan lalu meniadakanya
Penanganan Infeksi Nosokomial Rumah Sakit dengan Metode Universal Precautions
  1. Sterilisasi, Desinfeksi, Antiseptik dan Dekontaminasi
  2. Kewaspadaan Universal dan Tes Laboratorium.
  3. Kewaspadaan Universal pada Pengelolaan Alat Tajam
  4. Kewaspadaan Universal di Unit tertentu & Unit Intravaskular.
  5. Tindakan Prophylaxis pada Kecelakaan Kerja
  6. Surveilance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar