PENGERTIAN
ONTOLOGI,EPISTEMOLOGI
DAN AKSIOLOGI
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Dari Mata Kuliah Filsafat dan Teori Keperawatan
DISUSUN
OLEH :
DEWI
MAJYANAH YASHAR
NIM : 011023115
S1
KEPERAWATAN
STIKES
BINA PERMATA MEDIKA
TANGERANG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT,karena atas berkat dan
rahmat-Nya ,saya dapat menyelesiakan makalah ini.Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan.Saya menyadari bahwa,tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
tugas ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada :
(1). Ibu Ns. Siti Latifah,S.Kep.MKKK, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan makalah ini ;
(2). Rekan- rekan sepekerjaan di bagian Cendana 1 RSUD Kota Tangerang
yang
telah memberi dukungan baik
moril maupun materiil ;
(3). Orang tuaku dan suamiku di Papua yang telah memberikan dukungan
moril dan
material untuk mewujudkan
cita-citaku ;
(4). Sahabat- sahabatku, serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu
persatu dan semua rekan- rekan mahasiswa
STIKES BINA PERMATA
MEDIKA.
Akhir kata, saya berharap
Alloh SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu
.Semoga makalah ini membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu.
Tangerang,
5 November 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang
..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
.............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah
.................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................................3
2.1 Ontologi
...........................................................................................................5
2.2
Epistemologi......................................................................................................7
2.3 Aksiologi
........................................................................................................14
BAB III.PENUTUP ...........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan
....................................................................................................18
3.2 Saran
.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................20
BAB
I
PENDAHULUAN
ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI
1.1 Latar Belakang
Filsafat
membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat abstrak
ataupun riil meliputi Tuhan,manusia dan alam semesta.Sehingga untuk faham betul
semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan
mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga
pembahasan pokok atau bagian yaitu;epistemologi atau teori pengetahuan yang
membahas bagaimana kita memperoleh pengetahuan,ontologi atau teori hakikat yang
membahas tentang hakikat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan
aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang guna pengetahuan.Mempelajari
ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu
luas ruang lingkup dan pembahansannya.
Ketiga teori di atas sebenarnya sama-sama membahas
tentang hakikat,hanya saja berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang beda
pula.Epistemologi sebagai teori pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat
pengetahuan,bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan dengan yang
lain.Ontologi membahas tentang apa objek yang kita kaji,bagaimana wujudnya yang
hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai
membahas tentang pengetahuan kita akan pengetahuan di atas,klasifikasi,tujuan
dan perkembangannya.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas tentang
beberapa pertanyaan berikut :
1. Apa
itu ontologi, epistemologi dan aksiologi ?
2. Apa
objek dan ruang lingkup ontologi, epistemologi dan aksiologi ?
1.3. Tujuan Masalah
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca paham
dan mengerti tentang :
1. Definisi dan maksud dari ontologi,epistemologi
dan aksiologi.
2. Objek dan ruang lingkup ontologi,epistemologi dan
aksiologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Ontologi
Ontologi
adalah bagian metafisika yang mempersoalkan tentang hal-hal yang berkenaan
dengan segala sesuatu yang ada atau the existence khususnya esensinya.Dalam
dictionary of philosophy,James K Frebleman mengatakan bahwa ontologi adalah
“the theory of being qua being” teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan.Menurut Aristoteles ontologi adalah the first of philosophy dan
merupakan ilmu mengenai esensi benda.Dari sekian definisi ini dapat disimpulkan
bahwa ontologi adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas
atau mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun
riil.Ontologi di sini membahas semua yang ada secara universal,berusaha mencari
inti yang dimuat setiap kenyataan meliputi semua realitas dalam segala
bentuknya.Jadi objek dari ontology adalah segala yang ada dan tidak terikat
pada satu perwujudan tertentu .Hasbullah Bakry mengatakan bahwa ontology
mempersoalkan bagaimana menerangkan hakekat segala yang ada baik jasmani maupun
rohani dan hubungan antara keduanya.
Istilah
ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta
onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau
ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan. Ontologi adalah studi filosofis tentang
hakikat ini, eksistensi atau kenyataan seperti itu, serta menjadi kategori
dasar dan hubungan mereka. Tradisional terdaftar sebagai bagian dari cabang
utama filsafat yang dikenal sebagai metafisika, ontologi berkaitan dengan
pertanyaan mengenai apa yang ada entitas atau dapat dikatakan ada, dan
bagaimana badan tersebut dapat dikelompokkan, terkait di dalam hirarki, dan dibagi
menurut persamaan dan perbedaan .Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat analitik,
menyangkut menentukan apakah beberapa kategori yang sangat penting dan bertanya
dalam apa arti item dalam kategori tersebut dapat dikatakan
"menjadi". Ini adalah penyelidikan berada di begitu banyak seperti
sedang, atau menjadi makhluk sejauh mereka ada-dan tidak sejauh, misalnya,
fakta-fakta tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti tertentu yang
berhubungan dengan mereka.
Beberapa filsuf, terutama
dari sekolah Plato, berpendapat bahwa semua kata benda (termasuk kata benda
abstrak) mengacu kepada badan ada. filsuf lain berpendapat bahwa kata benda
tidak selalu entitas nama, tetapi beberapa memberikan semacam singkatan untuk
referensi untuk koleksi baik benda atau peristiwa. Dalam pandangan yang
terakhir, pikiran, bukannya merujuk pada suatu entitas, mengacu pada koleksi
peristiwa mental yang dialami oleh seseorang; masyarakat yang mengacu pada
kumpulan orang-orang dengan beberapa karakteristik bersama, dan geometri
mengacu pada koleksi dari jenis yang spesifik intelektual . Aktivitas Di antara
kutub realisme dan nominalisme, ada juga berbagai posisi lain, tetapi ontologi
apapun harus memberi penjelasan tentang kata-kata yang mengacu kepada badan
usaha, yang tidak, mengapa, dan apa kategori hasil. Ketika seseorang berlaku
proses ini untuk kata benda seperti elektron, energi, kontrak, kebahagiaan,
ruang, waktu, kebenaran, kausalitas, dan Tuhan, ontologi menjadi dasar untuk
banyak cabang filsafat
A.Menurut Suriasumantri (1985),
Ontologi membahas tentang
apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata
lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan :
a) Apakah obyek ilmu yang
akan ditelaah,
b) Bagaimana wujud yang
hakiki dari obyek tersebut, dan
c) Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa,
dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
B.Menurut Soetriono & Hanafie (2007)
Ontologi yaitu merupakan
azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek
penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta
penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek
formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang
dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan
keberadaan.
C.Menurut
Pandangan The Liang Gie
Ontologi adalah bagian dari
filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya
meliputi persoalan-persoalan :
Apakah artinya ada,
hal ada ?
Apakah
golongan-golongan dari hal yang ada ?
Apakah sifat dasar
kenyataan dan hal ada ?
Apakah cara-cara
yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang
berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan
bilangan) dapat dikatakan ada ?
D.Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat
dari Konsepsi Aristoteles
Ontologi yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti
karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika
yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature)
dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut.
(Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM)
Hakekat kenyataan atau
realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:
1.
Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah
kenyataan itu tunggal atau jamak?
2.
Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah
kenyataan (realitas tersebut memiliki kualitas
tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar
yang berbau harum.
Secara sederhana ontologi
bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret
secara kritis.
Dalam
penyelesaian masalah dan pertanyaan tentang hakekat,lahirlah mazhab-mazhab
ontology yang mencoba menjawab semuanya melalui beberapa pendekatan yang
berbeda yaitu: Naturalisme, Materialisme, Idealisme, hylomorphisme dan Logic
Empiricism(Louis O Katsof).Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu
kelima mazhab tersebut :
a) Naturalisme
Menurut Hasbullah Bakri naturalisme juga
mempersoalkan bagaimana menerangkan hakikat segala yang ada baik rohani maupun
jasmani serta hubungan keduanya.Penganut naturalisme modern beranggapan bahwa
kategori pokok tentang kenyataan adalah kejadian-kejadian kealaman.Jadi
menuurut paham naturalisme ini semua kenyataan itu pasti bersifat kealaman yang
dapat ketahui dengan bebagai kejadian alam.
b) Materialisme
Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom
materi yang berada sendiri dan merupakan unsur-unsur yang membentuk
alam.Menurut penganut materialisme hakikat dari suatu benda adalah benda itu
sendiri atau wujud materi dari benda tersebut dan dunia fisik itu adalah satu.
c) Idealisme
Idealisme adalah pandangan dunia metafisik yang
mengatakan bahwa realitas terdiri atas atau sangat erat hubungannya dengan
ide-ide,fikiran,akal dan jiwa.Jadi Idealisme juga merupakan ajaran kefilsafatan
yang berusaha menunjukkan agar kita dapat memahami materi atau tatanan kejadian
yang terdapat dalam ruang dan waktu sampai pada hakikat terdalam dengan
menggunakan ide,akal,fikiran-fikiran dan jiwa atau ruh.
d) Hylomorphisme
Secara etimologi hylomorphisme berasal dari bahasa
yunani yaitu hylo yang berarti materi atau substansi dan morph atau bentuk.Dari
sini dapat disimpulkan bahwa tidak satu hal-pun yang ragawi itu bukan merupakan
kesatuan dari esensi dan eksistensi.Esensi adalahsegi tertentu dari yang ada
yang memasuki akal kita sehingga dapat diketahui atau bisa dibilang wujud nyata
suatu benda yang pertama kali dapat menyentuh akal kita saat melihatnya.Menurut
Mariatin esensi adalah sesuatu yang terdapat pada obyek manapun yang dipikirkan
secara langsung dan yang pertama dihadapkan pada akal.Sedangkan eksistensi
adalah hal-hal yang satu demi satu bersifat khusus,mandiri dan mempunyai sarana
lengkap untuk berada dan berbuat.
e) Logic Empiricism
Logika adalah ilmu yang memberikan peraturan-peraturan
yang harus diikuti agar dapat berfikir valid sedangkan empris adalah
pengalaman-pengalaman atau fakta.Jadi Logic empiricism di sini adalah semua
pandangan yang sampai saat ini telah dibicarakan mendasarkan diri pada
penalaran akal dan semuanya memakai perangkat fakta yang sama sebagai landasan
penopang untuk menunjukkan kebenarannya.
2.2 Epistemologi
Epistemologi
adalah cabang filsafat yang mempelajari benar atau tidaknya suatu pengetahuan.
Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi mempunyai banyak sekali pemaknaan
atau pengertian yang kadang sulit untuk dipahami. Dalam memberikan pemaknaan
terhadap epistemologi, para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga
memberikan pemaknaan yang berbeda ketika mngungkapkan. Epistemologi berdasarkan
akar katanya episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang
sistematis, teori.Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau
ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang
berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya
pengetahuan itu.
Beberapa ahli
yang mencoba mengungkapkan definisi daripada epistemologi :
A.Menurut P.
Hardono Hadi
epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari
dan mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian
dan dasarnya, serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan
yang dimiliki.
B.Menurut D.W Hamlyin,
Epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian –
pengandaian serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai
penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan
C.Menurut Dagobert D. Runes
Seperti yang
di tulis Mujamil Qomar, beliau memaparkan bahwa epistemologi adalah cabang
filsafat yang membahas, sumber, struktur,metode-metode.
D.Menurut Azyumardi Azra
Beliau menambahkan bahwa epistemologi sebagai ilmu
yang membahas keaslian, pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan. Walaupun dari kedua pemaparan di atas terdapat sedikit perbedaan,
namun keduanya memberikan pengertian yang sederhana dan relatif mudah di
pahami. Mudhlor ahmad merinci menadi enam aspek yaitu, hakikat, unsur,
macam, tumpuan, batas dan saran pengetahuan.
E. Am Syaifudin menyebutkan bahwa epistemologi
mencakup pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa
sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa
kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat kita
ketahui, dan sampai manakah batassannya. Semua pertanyaan itu dapat diringkas
menjadi dua masalah pokok, masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilm
2.2.1 Ruang
Lingkup Epistemologi
Dengan memperhatikan definisi epistemologi, bisa
dikatakan bahwa tema dan pokok pengkajian epistemologi ialah ilmu, makrifat dan
pengetahuan.Dalam hal ini, dua poin penting akan dijelaskan:
a. Cakupan pokok bahasan
Yakni apakah subyek epistemologi adalah ilmu secara
umum atau ilmu dalam pengertian khusus seperti ilmu hushûlî.Ilmu itu sendiri memiliki
istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan dari ilmu itu.
Istilah-istilah ilmu tersebut adalah sebagai berikut:
1) Makna leksikal ilmu adalah sama dengan
pengideraan secara umum dan mencakup segala hal yang hakiki, sains, teknologi,
keterampilan,kemahiran dan juga meliputi ilmu-ilmu seperti hudhûrî, hushûlî ,ilmu
Tuhan, ilmu para malaikat dan ilmu manusia.
2) Ilmu adalah kehadiran (hudhûrî) dan segala bentuk
penyingkapan. Istilah ini digunakan dalam filsafat Islam. Makna ini mencakup
ilmu hushûlî dan ilmu hudhûrî.
3) Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu
hushûlî dimana berhubungan dengan ilmu logika (mantik).
4) Ilmu adalah pembenaran (at-tashdiq) dan
hukum yang meliputi kebenaran yang diyakini dan belum diyakini.
5) Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang
bersesuaian dengan kenyataan dan realitas eksternal.
6) Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal
yang saling bersesuaian dimana tidak berhubungan dengan masalah-masalah sejarah
dan geografi.
7) Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal
yang bersifat empirik.
b. Sudut pembahasan
Yakni apabila subyek epistemologi adalah ilmu dan
makrifat, maka dari sudut mana subyek ini dibahas,karena ilmu dan makrifat juga
dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi.Sudut-sudut yang berbeda bisa
menjadi pokok bahasan dalam ilmu. Terkadang yang menjadi titik tekan adalah
dari sisi hakikat keberadaan ilmu. Sisi ini menjadi salah satu pembahasan
dibidang ontologi dan filsafat. Sisi pengungkapan dan kesesuian ilmu dengan
realitas eksternal juga menjadi pokok kajian epistemologi. Sementara aspek
penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan ilmu-ilmu sebelumnya dan faktor riil
yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan adalah dibahas dalam ilmu logika.
Dan ilmu psikologi mengkaji subyek ilmu dari aspek pengaruh umur manusia
terhadap tingkatan dan pencapaian suatu ilmu. Sudut pandang pembahasan akan
sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam tentang perbedaan-perbedaan ilmu.
Dalam epistemologi akan dikaji kesesuaian dan
probabilitas pengetahuan, pembagian dan observasi ilmu, dan batasan-batasan
pengetahuan.Dan dari sisi ini, ilmu hushûlî dan ilmu hudhûrî juga akan menjadi
pokok-pokok pembahasannya. Dengan demikian, ilmu yang diartikan sebagai
keumuman penyingkapan dan pengindraan adalah bisa dijadikan sebagai subyek
dalam epistemologi.
2. 2.2 Aliran-aliran Epistemologi
Dalam teori epistemologi terdapat beberapa aliran.
Aliran-aliran tersebut mencoba menjawab pertanyaan bagaimana manusia memperoleh
pengetahuan.
Pertama, golongan yang mengemukakan asal atau sumber
pengetahuan yaitu aliran:
a) Rasionalisme yaitu aliran yang mengemukakan,
bahwa sumber pengetahuan manusia ialah pikiran, rasio dan jiwa.
b) Empirisme yaitu aliran yang mengatakan bahwa
pengetahuan manusia berasal dari pengalaman manusia itu sendiri, melalui dunia
luar yang ditangkap oleh panca inderanya.
c) Kritisme (transendentalisme), yaitu
aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar
dan dari jiwa atau pikiran manusia sendiri.
Kedua, golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia inklusif di
dalamnya aliran-aliran:
a) Realisme yaitu aliran yang berpendirian bahwa
pengetahuan manusia adalah gambaran yang baik dan tepat tentang kebenaran.
Dalam pengetahuan yang baik tergambar kebenaran seperti sesungguhnya.
b) Idealisme yaitu aliran yang berpendapat
bahwa pengetahuan hanyalah kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kanyataan
yang diketahui manusia semuanya terletak di luar dirinya.
Epistemologi atau Teori Pengetahuan berhubungan
dengan hakikat dari ilmu pengetahuan,pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki
oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan
panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode
deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode
dialektis.Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu
pengetahuan.Dengan pengertian ini epistemologi tentu saja menentukan karakter
pengetahuan,bahkan menentukan “kebenaran” macam apa yang dianggap patut
diterima dan apa yang patut ditolak.
Pada dasarnya, manusia ingin menggapai suatu hakikat
dan berupaya mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya.Manusia sangat memahami
dan menyadari bahwa:
1. Hakikat itu ada dan nyata
2. Kita bisa mengajukan pertanyaan tentang hakikat
itu
3. Hakikat itu bisa dicapai,diketahui,dan dipahami
4. Manusia bisa memiliki ilmu, pengetahuan,dan
makrifat atas hakikat itu
Akal dan pikiran manusia bisa menjawab
persoalan-persoalan yang dihadapinya,dan jalan menuju ilmu dan pengetahuan
tidak tertutup bagi manusia.
Apabila manusia melontarkan suatu pertanyaan yang
baru,misalnya bagaimana kita bisa memahami dan meyakini bahwa hakikat itu
benar-benar ada? Mungkin hakikat itu memang tiada dan semuanya hanyalah
bersumber dari khayalan kita belaka? Kalau pun hakikat itu ada, lantas
bagaimana kita bisa meyakini bahwa apa yang kita ketahui tentang hakikat itu
bersesuaian dengan hakikat eksternal itu sebagaimana adanya?Apakah kita yakin
bisa menggapai hakikat dan realitas eksternal itu?.Sangat mungkin pikiran kita
tidak memiliki kemampuan memadai untuk mencapai hakikat sebagaimana adanya,
keraguan ini akan menguat khususnya apabila kita mengamati kesalahan-kesalahan
yang terjadi pada indra lahir dan kontradiksi-kontradiksi yang ada di antara
para pemikir di sepanjang sejarah manusia.
Persoalan-persoalan terakhir ini berbeda dengan
persoalan-persoalan sebelumnya,yakni persoalan-persoalan sebelumnya berpijak
pada suatu asumsi bahwa hakikat itu ada,akan tetapi pada persoalan-persoalan
terakhir ini,keberadaan hakikat itu justru masih menjadi masalah yang
diperdebatkan.Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.Seseorang
sedang melihat suatu pemandangan yang jauh dengan teropong dan melihat berbagai
benda dengan bentuk-bentuk dan warna-warna yang berbeda,lantas dia meneliti
benda-benda tersebut dengan melontarkan berbagai pertanyaan-pertanyaan
tentangnya.Dengan perantara teropong itu sendiri,dia berupaya menjawab dan
menjelaskan tentang realitas benda-benda yang dilihatnya.Namun, apabila
seseorang bertanya kepadanya:Dari mana Anda yakin bahwa teropong ini memiliki
ketepatan dalam menampilkan warna,bentuk dan ukuran benda-benda tersebut?
Mungkin benda-benda yang ditampakkan oleh teropong itu memiliki ukuran besar
atau kecil?.Keraguan-keraguan ini akan semakin kuat dengan adanya kemungkinan
kesalahan penampakan oleh teropong.Pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan
keabsahan dan kebenaran yang dihasilkan oleh teropong.Dengan ungkapan lain,
tidak ditanyakan tentang keberadaan realitas eksternal,akan tetapi yang
dipersoalkan adalah keabsahan teropong itu sendiri sebagai alat yang digunakan
untuk melihat benda-benda yang jauh.
Keraguan-keraguan tentang hakikat
pikiran,persepsi-persepsi pikiran,nilai dan keabsahan pikiran,kualitas
pencerapan pikiran terhdap objek dan realitas eksternal, tolok ukur kebenaran
hasil pikiran,dan sejauh mana kemampuan akal-pikiran dan indra mencapai hakikat
dan mencerap objek eksternal,masih merupakan persoalan-persoalan aktual dan
kekinian bagi manusia.Terkadang kita mempersoalkan ilmu dan makrifat tentang
benda-benda hakiki dan kenyataan eksternal dan terkadang kita membahas tentang
ilmu dan makrifat yang diperoleh oleh akal-pikiran dan indra. Semua persoalan
ini dibahas dalam bidang ilmu epistemologi.
Dengan
memperhatikan definisi epistemologi, bisa dikatakan bahwa tema dan pokok
pengkajian epistemologi ialah ilmu, makrifat dan pengetahuan.Dalam hal ini, dua
poin penting akan dijelaskan:
a) Cakupan pokok bahasan, yakni apakah subyek
epistemologi adalah ilmu secara umum atau ilmu dalam pengertian khusus seperti
ilmu hushûlî.Ilmu itu sendiri memiliki istilah yang berbeda dan setiap istilah
menunjukkan batasan dari ilmu itu. Istilah-istilah ilmu tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Makna leksikal ilmu adalah sama dengan
pengideraan secara umum dan mencakup segala hal yang hakiki, sains, teknologi,
keterampilan,kemahiran dan juga meliputi ilmu-ilmu seperti hudhûrî, hushûlî,ilmu
Tuhan, ilmu para malaikat dan ilmu manusia.
2. Ilmu adalah kehadiran (hudhûrî) dan segala bentuk
penyingkapan.Istilah ini digunakan dalam filsafat Islam.Makna ini mencakup ilmu
hushûlî dan ilmu hudhûrî.
3. Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu hushûlî
dimana berhubungan dengan ilmu logika (mantik).
4. Ilmu adalah pembenaran (at-tashdiq) dan hukum
yang meliputi kebenaran yang diyakini dan belum diyakini.
5. Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang
bersesuaian dengan kenyataan dan realitas eksternal.
6. Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal
yang saling bersesuaian dimana tidak berhubungan dengan masalah-masalah sejarah
dan geografi.
7. Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal
yang bersifat empirik.
b) Sudut pembahasan,yakni apabila subyek
epistemologi adalah ilmu dan makrifat, maka dari sudut mana subyek ini
dibahas,karena ilmu dan makrifat juga dikaji dalam ontologi, logika, dan
psikologi.Sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu.
Terkadang yang menjadi titik tekan adalah dari sisi hakikat keberadaan ilmu.
Sisi ini menjadi salah satu pembahasan dibidang ontologi dan filsafat. Sisi
pengungkapan dan kesesuian ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok
kajian epistemologi. Sementara aspek penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan
ilmu-ilmu sebelumnya dan faktor riil yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan
adalah dibahas dalam ilmu logika.Dan ilmu psikologi mengkaji subyek ilmu dari
aspek pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu ilmu. Sudut
pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam tentang
perbedaan-perbedaan ilmu.
Dalam epistemologi akan dikaji kesesuaian dan
probabilitas pengetahuan, pembagian dan observasi ilmu, dan batasan-batasan
pengetahuan.Dan dari sisi ini, ilmu hushûlî dan ilmu hudhûrî juga akan menjadi
pokok-pokok pembahasannya. Dengan demikian, ilmu yang diartikan sebagai
keumuman penyingkapan dan pengindraan adalah bisa dijadikan sebagai subyek
dalam epistemologi.
2.3 Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.Aksiologi adalah istilah
yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar.
Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.
Jujun S.Suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.Menurut John Sinclair, dalam
lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang
berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.
Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang
mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan
sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan
yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu
pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.Pembahasan
aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas nilai.Artinya
pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai
budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum
digunakan yaitu;
1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara
kritis dan sistematis masalah-masalah moral.Kajian etika lebih fokus pada
prilaku,norma dan adat istiadat manusia.Etika merupakan salah-satu cabang
filsafat tertua.Setidaknya ia telah menjadi pembahasan menarik sejak masa
Sokrates dan para kaum shopis.Di situ dipersoalkan mengenai masalah kebaikan,
keutamaan, keadilan dan sebagianya.Etika sendiri dalam buku Etika Dasar yang
ditulis oleh Franz Magnis Suseno diartikan sebagai pemikiran kritis,sistematis
dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Isi dari
pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan di atas adalah
norma-norma,adat,wejangan dan adat istiadat manusia.Berbeda dengan norma itu
sendiri,etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan,
melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar.Tujuan dari etika adalah
agar manusia mengetahi dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
Didalam etika,nilai kebaikan dari tingkah laku
manusia menjadi sentral persoalan.Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh
dengan tanggung jawab,baik tanggung jawab terhadap diri sendiri,masyarakat,alam
maupun terhadap tuhan sebagai sang pencipta.Dalam perkembangan sejarah etika
ada empat teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu, hedonisme,
eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. Hedoisme adalah padangan moral yang
menyamakan baik menurut pandangan moral dengan kesenangan. Eudemonisme
menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan. Dan adapun tujuan dari manusia
itu sendiri adalah kebahagiaan.Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat bahwa
tujuan hukum adalah memajukan kepentingan para warga negara dan bukan
memaksakan perintah-perintah ilahi atau melindungi apa yang disebut hak-hak
kodrati. Selanjutnya deontologi, adala h pemikiran tentang moral yang
diciptakan oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, yang bisa disebut baik dalam arti
sesungguhnya hanyalah kehendak baik. Semua hal lain disebut baik secara
terbatas atau dengan syarat. Misalnya kekayaan manusia apabila digunakan dengan
baik oleh kehendak manusia.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang
mempersoalkan tentang nilai keindahan.Keindahan mengandung arti bahwa didalam
diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis
dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek
yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan
harus juga mempunyai kepribadian.
Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu
kualitas objek, melainkan sesuatu yang senantiasa bersangkutan dengan
perasaan.Misalnya kita bengun pagi, matahari memancarkan sinarnya kita merasa
sehat dan secara umum kita merasaakan kenikmatan.Meskipun sesungguhnya pagi itu
sendiri tidak indah tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal
ini orang cenderung mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya
memandang keindahan sebagai sifat objek yang kita serap. Padahal sebenarnya
tetap merupakan perasaan.
Aksiologi
berkenaan dengan nilai guna ilmu,baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak
dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.Berkaitan dengan hal
ini,menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun.S.Suriasumatri yaitu
bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah kekuasaan itu merupakan berkat atau
justru malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun terjadi malapetaka yang
disebabkan oleh ilmu, bahwa kita tidak bisa mengatakan bahwa itu merupakan
kesalahan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan alat bagi manusia untuk
mencapai kebahagiaan hidupnya, lagi pula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak
mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam
menggunakannya.
Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan
filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya
dengan melihat filsafat sebagai tiga hal,yaitu:
1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan
memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut
mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu
sistem kebudayaan atau sistem ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya
mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori
filsafat ilmu.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori
ajarannya diterima kebenaranya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu
sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan
masalah.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila
ada batui didepan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung,
maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah masalah
itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara
yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan amat
sederhana maka biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas.penyelesaian
yang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam
kehidupan manusia.
Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang
bersifat subjektif.Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada
subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada
objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak
tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas
fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam
memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.Dengan
demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki
akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak
suka, senang atau tidak senang.
BAB
III
P
E N U T U P
3.1 Kesimpulan
Filsafat sangat luas pembahasannya yang mana objek
materinya meliputi segala yang ada bahkan yang mungkin ada sekalipun baik
tampak maupun tidak.Penelitian tentang filsafat terus berkembang dan tak kan
pernah berhenti,sehingga sampai saat ini banyak sekali penemuan-penemuan para
filsuf.
Secara garis besar ada tiga bagian struktur filsafat
yaitu; epistemologi,ontologi dan aksiologi.Epistemologi atau teori pengetahuan
membahas tentang bagaimana kita memperoleh pengetahuan,ontologi atau teori
hakikat membahas tentang hakikat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan
aksiologi atau teori nilai membahas tentang guna pengetahuan.
Epistemologi sebagai teori pengetahuan membahas
tentang bagaimana mendapat pengetahuan,bagaimana kita bisa tahu dan dapat
membedakan dengan yang lain.Ontologi membahas tentang apa objek yang kita
kaji,bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.Sedangkan
aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita akan
pengetahuan di atas,klasifikasi,tujuan dan perkembangannya.
Dalam penyelesaian masalah dan pertanyaan tentang
hakekat,lahirlah mazhab-mazhab ontologi yang mencoba menjawab semuanya melalui
beberapa pendekatan yang berbeda yaitu Naturalisme,Materialisme,Idealisme,hylomorphisme
dan Logic Empiricism(Louis O Katsof).
Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum
digunakan yaitu;Pertama Etika atau
cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah
moral dan yang Kedua Estetika atau bidang studi manusia yang mempersoalkan
tentang nilai keindahan.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan
mengenai Filsafat dan Teori Keperawatan. Semoga makalah ini berguna bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat kesalahan. Oleh karena itu kritik atau saran yang membangun kami
harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Mudlor. 1994. Ilmu Dan Keinginan Tabu
(Epistemologi Dalam Filsafat). Bandung: Trigenda Karya.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metedologi Pendidikan
Islam. Jakarta: Ciputat Pres.
Idi, Jalaluddin Abdullah. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya
Media Pratama.
Hidayat, Anwar, Ruang Lingkup Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi
Dan Aksiologi, (7 Januari 2014),
Margono, Soejono Soe. Pengantar Filsafat Louis O.Kattsoff.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Mustansyir, Rizal dan Munir, Misnal. 2001. Filsafat Ilmu.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Qomar, Mujamil. 2005. Epistemologi Pendidikan Islam: dari Metode
Rasional Hingga Metode Kritik. Jakarta: Erlangga.
Shamad, Abd dkk. 2012. Filsafat: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi,
Soyomukti, Nuraini. 2011. Pengantar Filsafat Umum. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Susanto, A. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
Syam, Nina W. 2010. Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung:
Simbiosa Rekatama.
Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
WibSurajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi
Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar